Akad dalam Dunia Kripto — Apa dan Bagaimana?
Panduan memahami berbagai jenis akad dalam proyek kripto modern seperti bai’, musyarakah, wakalah, ijarah, dan ju’alah agar transaksi tetap halal dan sesuai kaidah muamalah.
Assalamu’alaikum, Sahabat Crypto Sharia!
Banyak yang menyangka bahwa karena kripto itu digital dan modern, maka tidak perlu akad. Padahal dalam Islam, setiap bentuk muamalah—jual beli, investasi, kerja sama, dan lainnya—tetap membutuhkan akad yang sah.
Bagaimana cara memahami akad-akad ini dalam konteks proyek kripto, token, atau NFT? Berikut penjelasannya.
Apa Itu Akad?
Secara bahasa, akad (العقد) berarti ikatan atau perjanjian.
Secara istilah syariah, akad adalah ijab qabul antara dua pihak untuk saling tukar manfaat atau harta secara syar’i.
Transaksi digital tetap termasuk muamalah sehingga tetap membutuhkan akad yang jelas.
5 Jenis Akad yang Umum dalam Dunia Kripto
1. Bai’ (البیع) — Jual Beli
Contoh: Membeli NFT atau membeli token utilitas.
Syarat:
● Barang halal
● Harga jelas
● Tidak ada penipuan
Tidak sah jika:
● Objek haram (misalnya NFT pornografi)
● Harga tidak jelas atau fiktif
2. Musyarakah (مشاركة) — Kerja Sama
Contoh: Berinvestasi dalam proyek kripto dan ikut berbagi untung rugi.
Cocok untuk:
Proyek yang menawarkan pembagian hasil, bukan keuntungan tetap.
Tidak sah jika:
Keuntungan dijamin tetap—harus mengikuti kinerja nyata proyek.
3. Wakalah (وكالة) — Perwakilan
Contoh: Developer atau platform mengelola dana atas nama pengguna, seperti sistem staking dengan penjelasan yang benar.
Syarat:
● Ruang lingkup jelas
● Tanggung jawab jelas
● Ada izin dari kedua belah pihak
4. Ijarah (إجارة) — Sewa Jasa
Contoh: Menyewa node validator, staking pool, atau layanan oracle melalui token tertentu.
Syarat:
● Jasa nyata
● Manfaat jelas
● Harga disepakati
Tidak sah jika:
Pengguna tidak tahu apa yang disewa atau apa manfaatnya.
5. Ju’alah (الجعالة) — Hadiah atas Pencapaian
Contoh: Reward atau bounty blockchain bagi yang menyelesaikan tugas tertentu.
Cocok untuk:
Akad fleksibel yang halal selama tugas dan manfaatnya jelas.
Kenapa Penting Memahami Akad?
Akad yang sah menghasilkan transaksi yang halal dan menjadi sebab turunnya keberkahan. Sebaliknya, akad yang batil dapat menyebabkan transaksi menjadi haram meski tampak legal secara hukum.
Jangan sampai kita bertransaksi jutaan rupiah tanpa tahu akad apa yang sedang kita jalankan.
Penutup
Islam tidak menolak teknologi. Namun, Islam menuntun akhlak dan etika transaksi, termasuk di ranah digital.
Sebelum membeli token atau berinvestasi proyek kripto, tanyakan pada diri sendiri:
“Akad apa yang sedang saya jalani?”

